sumber: http://jamborespi.com/lomba-foto-pameran-jspi-2016/pengumuman-lomba-foto-jspi-2016/ |
Dalam beberapa terakhir, fotografi jalanan di Indonesia sangat berkembang. Munculnya berbagai komunitas berbasis kecintaan terhadap visualisasi "rasa jalan", perekam jejak manusia, pencari cerita-cerita banal di jalanan, memberi nuansa positif, bahkan sangat positif bagi ragam fotografi nasional. Salah satu kegiatan nasional dalam fotografi jalanan adalah Jambore Street Photography Indonesia. Ada lomba dan ada pula workshop-workshop keren. Sedihnya, saya belum pernah sempet ikutan Jambore Street Photography Indonesia, namun aroma edukasinya sampai juga dalam benak saya. Apa gerangan yang membuat lomba foto jalanan nasional ini berbeda?
Kualitas fotonya? Saya kurang tahu. Panitianya? Saya juga kurang paham. Dampaknya? Belum ada risetnya. Lantas apaaaaaaa? JURINYA. Nama-nama Jurinya memang bikin keder peserta, mas Erik Prasetya, bang Edy Purnomo, dan kang Aji Susanto Anom. Ngeri Jo Jurine... Mereka luar biasa, karena mereka "membunyikan" apresiasi mereka masing-masing terhadap ketiga foto pemenang. Ya inilah bentuk edukasinya. Bagaimana cara mereka membangun argumentasi yang dikemas dalam satu paragraf yang ciamik untuk dibaca, ditelaah dan dimengerti serta disadari bahwa semuanya bisa belajar dari apresiasi dan argumentasi tersebut.
sumber: http://jamborespi.com/lomba-foto-pameran-jspi-2016/pengumuman-lomba-foto-jspi-2016/ |
Dalam workshop Visual Literacy di MalangPhotoDay #3 beberapa hari yang lalu, saya menyampaikan 11 kompetensi literasi visual. Salah satunya adalah Visual Vocabulary, yaitu kekayaan kosa-kata visual yang wajib dipunyai oleh pemandang visual dan penyaji visual. Juri disini berdiri sebagai pemandang visual. Saya senang sekali para juri menghadirkan kalimat-kalimat yang mudah dicerna, sehingga ada alasan logis untuk memenangkan sebuah karya visual, yang pada akhirnya bisa mendidik kita-kita ini yang kurang vitamin dan asupan gizi apresiasi visual.
Yuk refleksi dan berkaca, monggo buka foto-foto andalan anda. Adakah realitas yang berlapis hadir diantara foto-foto andalan anda? Apakah foto anda memiliki faktor kejutan yang sanggup membangkitkan memori visual? Kuatkah gesture pada foto anda? Bisakah foto anda berpuisi dan sejauh mana kualitasnya? Apakah foto anda sudah komunikatif? Dari sini sayapun berkaca dan saya belajar dari kesalahan, kekurangan dan akan terus belajar dari siapapun.
Terima kasih para juri yang sudah "bunyi" disaat yang sunyi.
Malang, 12 Desember 2016
R
Komentar
About the Blog
If you want to photography and editing shutter, it is the best place for you where you can easily learn photography and editing,