Bukufoto Wildtopia dan sesuatu yang dekat


Entah mengapa, di suatu siang yang panas di kota Malang, saya tiba-tiba teringat ucapan seseorang, "berangkatlah dari sesuatu yang dekat..." Tentu kalimat itu diucapkannya dalam koridor fotografi. Sebenarnya kalimat tersebut pertama kali saya dengan ketika mengikuti lokakarya beliau, sekitar tahun 2004.

Dari situ, saya ingin tahu tentang beliau. Yang saya tahu, beliau dekat dengan alam. Berbagai karyanya yang terinspirasi oleh alam. Dan beliau kabarnya juga dekat dengan alam buatan, yaitu kebun binatang. Kedekatan beliau dengan alam beserta perangkatnya, membuatnya terlihat selalu rendah hati. Terbukti pada saat diskusi bukufoto Wildtopia beberapa waktu lalu di kota Malang, beliau selalu berucap terima kasih kepada kota Malang beserta komunitasnya karena Malang terus memberi beliau inspirasi dalam berkarya. Begitulah beliau, yang sering saya panggil Mas Ed, lengkapnya Edy Purnomo.

Saya pikir bukufoto Wildtopia, merupakan "sesuatu yang dekat" dengan mas Ed. Pengalaman personal mas Ed ketika berinteraksi dengan alam liar yang begitu natural dibenturkan pada kenyataan fantasi manusia modern yang binal, menginginkan kehidupan alam liar dibawa ke tengah kota. Kenyataan ini tentu membuat mas Ed gelisah sekaligus bersemangat. Mas Ed mengutarakan bahwa Wildtopia ini berawal ketika dirinya berada di tempat refleksi di dalam mall, dimana mas Ed bisa mendengarkan bunyi gemricik air dengan memandang pemandangan alam, daun-daun dari plastik, seolah berada di alam terbuka. "Tentang kehidupan artificial di masyarakat urban..." begitu kata mas Ed.

Dari peristiwa kecil ini, terbangun sebuah kesadaran akan isu lingkungan. Kepekaan ini sudah terbentuk semenjak mas Ed sering mengerjakan isu lingkungan skala internasional. Walaupun demikian, mas Ed berusaha mengerucutkan hubungan manusia modern dan satwa liar dalam kebun binantang. "Sudah banyak fotografer meng-cover isu lingkungan yang benar-benar berasal dari alam liar, saya ingin melihatnya dari sesuatu yang dekat dengan saya." Nah kan keluar lagi pernyataan "sesuatu yang dekat".


Yang bisa saya petik pelajaran dari bukufoto Wildtopia ini adalah Mas Ed membangun narasi visual yang "berangkat dari sesuatu yang dekat" dengan mas Ed, nggak perlu jauh-jauh ke Afrika atau Australia. Secara visual memang terbangun konsepsi bahwa kebun binatang dihadirkan di tengah masyarakat modern sebagai sarana hiburan masyarakat. Bukti fisiknya adalah adanya berbagai "tanda" yang berasal dari sudut pandang manusia di dalam kebun binatang. Disaat bersamaan, kebun binatang juga bisa menjadi sarana untuk mengembangbiakkan satwa liar. Saya juga tertarik dengan pernyataan mas Ed bahwa dirinya merekam alienasi satwa-satwa yang ada di kebun binatang, karena asumsi dasarnya adalah hewan dan manusia sama-sama tidak saling mengenal sehingga terjadilah alienasi satwa. "Saya sering menjadi hewan saat memotret. Saya ingin merasakan apa yang mereka rasakan." Saya juga tertarik dengan pernyataan mas Ed bahwa konsep bukufoto ini adalah children book, yang bertujuan membangun fantasi bagi siapapun yang membacanya. Dan mas Ed berhasil. Anak saya senang sekali dengan Wildtopia ini, dan anak saya menyatakan bahwa burung Elang adalah hewan paling keren.

Ada satu hal yang menarik dari diskusi sore itu, yaitu terkait dengan model release. Bukufoto ini dibuat di ruang publik, dan nampak manusia didalamnya. Ada pertanyaan "Bagaimanakah dengan model release terkait orang-orang yang ada di dalam foto?" Sesuai dengan konsensus dunia tentang ruang publik, mas Ed mengutarakan bahwa  di ruang publik tidak diperlukan model release selama masih dalam bingkai foto dokumenter, bukan untuk keperluan advertising. Namun sayang, waktu diskusi sangat singkat. Maka, saatnya berbuka dengan yang dekat, disamping saya ada donat, nikmat sekaligus padat, sepadat pelajaran yang saya petik dari seorang Edy Purnomo yang selalu hangat. Terima kasih mas Ed.

Salam dekat,
rw

Komentar

Unknown mengatakan…
Very nice berangkat dari sesuatu yang dekat good job

https://www.cwnature.com